Susi Susanti. Siapa yang tak mengenal namanya? Pecinta olahraga maupun bukan pecinta olahraga pasti tak asing dengan namanya. Karena memang sosok Susi Susanti tak tergantikan di dunia badminton.
Pemain tunggal putri terhebat sepanjang masa. Demikian pemberitaan yang beredar terkait Susi Susanti. Peraih medali emas pertama di Olimpiade Barcelona tahun 1992.
Susi Susanti menekuni olahraga bulutangkis sejak tahun 1980. Di bawah bimbingan sang ayah dan di klub bulutangkis milik pamannya PB Tunas Tasikmalaya. Tahun 1985 barulah ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan klub bulutangkis PB Jaya Raya.
Sebenarnya PB Djarum Kudus pun sudah memintanya. Berhubung di Jakarta ada sanak saudara, makanya Susi Susanti lebih memilih untuk bergabung dengan PB Jaya Raya. Begitulah awal karirnya menggeluti olahraga bulutangkis Seca profesional.
Dilanjutkan dengan sekolah khusus atlet di Ragunan untuk jenjang SMP dan SMA. Sedangkan SD ia habiskan di tanah kelahirannya, Tasikmalaya. Sebuah perjalanan panjang hingga menjadi seperti sekarang ini.
Susi Susanti lahir di Tasikmalaya, 11 Februari 1971. Ia rela kehilangan masa remajanya demi sebuah cita-cita. Menjadi pebulutangkis handal.
Kerja kerasnya tersebut pun membuahkan hasil. Kini, siapa yang tak kenal Susi Susanti? Dari anak kecil sampai lansia. Semua mengenal sosoknya. Pemain bulutangkis tunggal putri yang dijuluki si pengantin olimpiade.
Julukan tersebut bukan tanpa alasan. Susi Susanti memang berhasil mengawinkan medali emas di Olimpiade Barcelona tahun 1992, di sektor tunggal putri bersama dengan Alan Budikusuma di sektor tunggal putra. Keduanya kala itu memang sepasang kekasih pula.
Sehingga muncullah julukan tersebut. Si pengantin Olimpiade. Pada akhirnya mereka memang menjadi pengantin sesungguhnya. Sebuah peristiwa yang tercatat manis dalam sejarah bulutangkis Indonesia dan dunia.
Sebelum meraih medali emas di Olimpiade Barcelona, Susi Susanti pernah meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta tahun 1996. Prestasi Susi lainnya tak terhitung jumlahnya.
Namun yang sangat bersejarah adalah meraih gelar pemain tunggal putri secara bersamaan di kejuaraan kelas dunia. Yakni Olimpiade, Kejuaraan Dunia, dan All England.
Untuk kejuaraan All England, Susi Susanti berhasil meraih gelar sebanyak 4 kali. Yaitu pada tahun 1990, 1991, 1993, dan 1994. Pada tahun 1994 dan 1996, Susi Susanti bersama teman-teman satu berhasil merebut Piala Uber, yang selama ini didominasi oleh negara Cina.
Sebuah keberhasilan yang sangat dinanti-nantikan. Mengingat dominasi Cina saat itu dalam cabang olahraga bulutangkis. Raihan medali emas di Olimpiade Barcelona juga menorehkan sejarah tersendiri juga.
Selain berhasil mengawinkan medali emas untuk cabang olahraga bulutangkis. Peristiwa tersebut juga menunjukkan bahwa Indonesia bisa. Setelah 40 tahun berpartisipasi dalam Olimpiade, tepatnya tahun 1952. Akhirnya lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Olimpiade.
Itulah kehebatan sosok Susi Susanti. Tak salah kan bila saya mengagumi sosoknya? Saya bersyukur bisa foto bersama dengannya dan berbincang-bincang dengannya. Sepersekian detik yang berharga dalam hidup saya. Bersama pemain perempuan terbaik dalam sejarah bulutangkis. (EP)
Komentar
Posting Komentar