Langsung ke konten utama

Mengenal Mbappe, Kapten Timnas Prancis yang Baru

Bicara sepak bola di era sekarang ini,  sudah pasti tidak ada yang tidak mengenal sosok pemain bernama Mbappe. Kylian Mbappe Lottin nama panjangnya. Bintang muda timnas Prancis yang mencetak hattrick pada Piala Dunia FIFA 2022.

         Picture by Instagram Kylian Mbappe

Pemain kelahiran Paris, 20 Desember 1998 ini merupakan pemain termuda yang mencetak gol di Piala Dunia FIFA (2022) setelah Pele pada tahun 1958. Setelah sekian lama baru ada lagi yang menyamai rekor Pele. Pemain legendaris asal Brazil.

Mbappe juga menjadi pemain termuda ketiga dalam sejarah sepak bola dunia setelah Pele dari Brazil tahun 1958, dan Giuseppe Bergomi dari Italia tahun 1986.

Sejak kiprahnya di Piala Dunia FIFA 2018 sampai 2022, karir Mbappe terus melesat. Ia serta merta menjadi pemain termahal dunia. Dan uniknya, ia menjadi pemain termahal dunia termuda.

Mbappe yang bermain untuk klub Paris Saint-Germain, memulai debut internasionalnya bersama timnas senior Prancis pada Maret 2017.

Dengan posisi sebagai penyerang, gaya permainan Mbappe bisa dibilang cukup tenang. Sangat pas dengan penampilannya yang kalem dan murah senyum.

Pertama kali melihat aksinya di Piala Dunia FIFA 2018, saya sudah membatin. 

Picture by Instagram Kylian Mbappe

“Wah, keren nih pemain. Bisa jadi bintang nih.”

Ternyata benar. Pada Piala Dunia FIFA 2022 yang lalu, Mbappe jadi momok bagi timnas Argentina yang kala itu menjadi lawannya. Semua mengira bahwa Argentina akan kalah dari Prancis. Mengingat permainan timnas Prancis yang ciamik.

Ternyata Argentina yang menjadi juaranya. Melalui drama adu pinalti. Banyak yang julid terhadap kemenangan timnas Argentina. 

“Ah, kalau bukan adu pinalti belum tentu menang Argentina.”

“Ya, anggap saja ini semacam kenangan terindah bagi Messi yang ingin pensiun.”

Apapun alasannya. Argentinalah yang jadi juaranya. Dan Messi berhak mengangkat trophy Piala Dunia FIFA 2022.

Meski demikian, Prancis tetap luar biasa. Ditambah ada sosok Mbappe yang pada laga tersebut berhasil mencetak 3 gol alias hattrick.

Hattrick yang dilakukan Mbappe juga menjadi sejarah bagi dunia sepak bola. Karena menyamai rekor Geoff Hurst asal Inggris yang pada tahun 1966 mencetak hattrick juga.

Bakat dan kepiawaian Mbappe dalam hal olahraga terutama sepak bola, tak lepas dari darah atlit yang mengalir dari kedua orang tuanya. Bagaimana tidak? Kalau kedua orang tuanya pernah berkecimpung dalam dunia olahraga.

Sang ayah, Wilfried yang berasal dari Kamerun merupakan pelatih sepak bola. Sang ibu, Fayza yang berasal dari Aljazair adalah mantan pemain handball. Pantaslah jika Mbappe memiliki kepiawaian sebagai seorang atlet. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

Kembali lagi, semua berawal dari keluarga. Dalam keluarga. Bagaimana seorang anak akan terbentuk nantinya tergantung lingkungan keluarganya. Inilah yang membentuk Mbappe jadi seperti sekarang ini.

Mbappe sendiri memiliki idola dibidangnya. Artinya memiliki sosok pemain idola di sepak bola. Sosok itu adalah Cristiano Ronaldo. Weh, siapa yang tak mengenal sosoknya?

Meski sekarang ini Cristiano Ronaldo sempat dijadikan bulan-bulanan oleh fansnya, setelah tim yang dibelanya saat ini yakni Manchester United kalah telak 6-0 dari Liverpool.

Terlepas dari itu semua, Cristiano Ronaldo memang pemain hebat dan besar. Pada masa kejayaannya, siapa yang bisa menghadang laju kakinya?

Tapi inilah sepak bola. Permainan. Ada momen seorang pemain berada di puncak karir. Ada masanya pemain tersebut akan turun karirnya. Tinggal bagaimana si pemain menyikapinya.

Picture by Instagram Kylian Mbappe

Kylian Mbappe sosok pemain yang sedang moncer-moncernya. Bintangnya sedang berkilauan. Karir sepak bolanya sedang menapaki puncak. Bisa dibilang sudah berada di pelataran puncak. 

Dengan segala kemampuan yang dimiliki, pantas jika ia didapuk untuk menyandang ban kapten timnas Prancis. Terlepas dari pro dan kontra atas keputusan tersebut.

Terus berkibarlah menjadi pemain yang hebat dan jadi panutan. Menginspirasi dan memotivasi pemain lain yang memilki impian yang sama. Bravo Mbappe. (EP)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu Stadion Benteng, Kini Stadion Benteng Reborn

“Wah, seperti grup band saja pakai istilah reborn.” Stadion Benteng Reborn (dokpri) Iya, dong. Memangnya grup band saja yang boleh reborn. Stadion juga bolehlah. Bukan begitu? Tapi memang benar. Itulah nama Stadion Benteng kini. Stadion kebanggaan masyarakat Kota Tangerang. Diberi nama demikian agar kekinian dan mengikuti perkembangan zaman.  Saya sebagai warga Kota Tangerang sekaligus pecinta sepak bola, merasa suprise sekali dengan perubahannya. Sebab saya pernah mengunjungi Stadion Benteng sebelumnya. Zaman masih tak terurus. Kotor dan terkesan horor. Usai dibekukan akibat tawuran antar suporter tiap kali digelarnya pertandingan. Bagi pecinta sepak bola, kostum pemain idola, foto pemain, dan mengunjungi stadion merupakan satu paket yang tidak terpisah. Ketika sedang jalan-jalan ke kota lain, sudah pasti yang namanya mengunjungi stadion tidak boleh dilewatkan. Saya sih. Nah, kalau sudah berada di stadion. Belanja atribut bola yang ada di sana menjadi kesenangan tersendiri. Bisa foto

Selamat, Real Madrid Juara Liga Champions Tahun 2022

Selamat buat fans Real Madrid atas pencapaian timnya pada laga piala Champions tahun 2022.  Picture by bola.net Sejak awal saya sudah menjagokan Real Madrid. Bukan berarti saya tidak menyukai Liverpool.  Suka. Terutama saat era-nya Steven Gerrard. Gaya permainan Liverpool juga keren dini hari tadi. Beberapa kali gawang Madrid nyaris kebobolan. Terutama di babak-babak akhir. Uph, bikin saya tegang dan teriak-teriak sendiri. Enggak lucu kan kalau tinggal dua menit laga usai kok kebobolan. Bisa perpanjangan waktu bahkan adu penalti. Saya kurang suka kalau pertandingan berakhir dengan adu penalti.  Maka ketika akhirnya peluit panjang berbunyi, lega rasanya. Yeaaah, Madrid juara. Maaf ya Liverpool. Kali ini saya mendukung Madrid. Meski saya akui permainan kalian bagus. Saya menyukai Real Madrid ketika era-nya Raul Gonzalez dan David Beckham. Setelahnya biasa saja. Karena sejatinya saya penggemar tim Italia, AC Milan. Juga Manchester City untuk Inggris. Kenapa mendukung Real Madrid pada laga

MotoGP Austria 2020 Nyaris Merenggut Nyawa Rossi dan Vinales

MotoGP merupakan salah satu tontonan wajib saya saat akhir pekan. Pokoknya begitu musim motoGP dimulai, jadwal akhir pekan saya sebisa mungkin tidak bentrok dengan acara siaran langsung motoGP.  Kalaupun terpaksa ada acara saat akhir pekan, saya usahakan bisa tiba di rumah sebelum acara motoGP. Segitunya sih? Ya begitulah yang namanya suka. Tidak ingin melewatkan sedikit pun momen kebersamaan. Berhubung saya suka mengendarai motor. Kerap bertualang dengan sepeda motor. Maka menonton motoGP memiliki keseruan tersendiri. Bukan karena tertarik adu kecepatannya. Atau pelampiasan karena tidak bisa kebut-kebutan di jalan. Namun mengagumi skill atau kemampuan para rider motoGP tersebut. Bayangkan, dengan kecepatan yang semaksimal mungkin mereka harus melewati tikungan-tikungan di sirkuit yang dibuat sedemikian rupa alias sulit. Bahkan ada tikungan yang begitu tajam dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Ini bukan hal yang mudah dilakukan jika tidak memiliki kemampuan dan kecerdasan.  by Tempo.