Langsung ke konten utama

Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kandang Bali United yang Memesona

Pecinta sepak bola di mana pun berada. Apa nih hal menarik yang kalian sukai dari cabang olahraga sepak bola? Permainannya, pemainnya, timnya, jerseynya, atau apanya nih?

Kalau saya lebih ke permainan timnya dan juga skill pemain. Seru saja kalau melihat sebuah tim gaya permainannya menarik dan kompak. Kemudian pemainnya. Saya kagum dengan pemain yang gigih, ulet dan unik. Seperti David Beckham.

Secara personal, pemain sepak bola banyak yang unik dan memilki kemampuan di atas rata-rata. Jadi wajar bila banyak yang mengelu-elukan. 

Selain permainan dan pemainnya. Yang menarik dari sepak bola tentu saja stadionnya. Tempat mereka berlatih atau bertanding. Jadi dalam pemikiran saya harus bagus.

Artinya sebuah stadion itu harus dibuat nyaman juga untuk si atlet maupun penonton. Jadi jangan asal bagus dan megah. Tapi tidak banyak yang menerapkan konsep demikian.

Salah satu stadion yang menurut saya bagus dan nyaman untuk semua adalah kandangnya Bali United FC. Seperti namanya. Ini merupakan tim kebanggaan masyarakat Bali. Otomatis kandangnya ya berada di Bali. Mm

Dokumen pribadi

Tepatnya berada di daerah Gianyar, Bali. Ketika mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Bali, saya tak lupa untuk singgah di sana. 

Begitu tiba di sana saya sempat under estimate.

“Gini doang?”

Saya memutari bagian luar stadion.  Jauh dari perkiraan saya. Akhirnya saya masuk ke bagian stadion yang bertulisan Cafe Bali United. 

Nah, dari sini kekaguman saya mulai muncul. Bagian dalam cafe ternyata tembus pandang ke bagian dalam stadion. Jadi terbayang, pada saat ada pertandingan, pengunjung bisa menonton dari dalam cafe. 

Bagian dalam cafe yang tembus pandang ke stadion (dokpri)

Sementara bagian dalam cafe disetting sedemikian rupa sehingga tampak menarik. Seperti kursi cafe yang diberi nama para pemain. Meja cafe yang didekor menyerupai lapangan sepak bola.

Di salah satu sudut cafe terdapat bangku panjang menyerupai bangku di tribun. Wah, menarik sekali. Jadi betah berlama-lama di cafe. Apalagi kalau ada pertandingan dan bertemu para pemainnya.

Jadi enggan untuk beranjak. Sayang stadion semacam itu adanya di Bali. Kalau di Tangerang juga ada. Mau juga menghabiskan waktu di sana. (EP)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu Stadion Benteng, Kini Stadion Benteng Reborn

“Wah, seperti grup band saja pakai istilah reborn.” Stadion Benteng Reborn (dokpri) Iya, dong. Memangnya grup band saja yang boleh reborn. Stadion juga bolehlah. Bukan begitu? Tapi memang benar. Itulah nama Stadion Benteng kini. Stadion kebanggaan masyarakat Kota Tangerang. Diberi nama demikian agar kekinian dan mengikuti perkembangan zaman.  Saya sebagai warga Kota Tangerang sekaligus pecinta sepak bola, merasa suprise sekali dengan perubahannya. Sebab saya pernah mengunjungi Stadion Benteng sebelumnya. Zaman masih tak terurus. Kotor dan terkesan horor. Usai dibekukan akibat tawuran antar suporter tiap kali digelarnya pertandingan. Bagi pecinta sepak bola, kostum pemain idola, foto pemain, dan mengunjungi stadion merupakan satu paket yang tidak terpisah. Ketika sedang jalan-jalan ke kota lain, sudah pasti yang namanya mengunjungi stadion tidak boleh dilewatkan. Saya sih. Nah, kalau sudah berada di stadion. Belanja atribut bola yang ada di sana menjadi kesenangan tersendiri. Bisa foto

Selamat, Real Madrid Juara Liga Champions Tahun 2022

Selamat buat fans Real Madrid atas pencapaian timnya pada laga piala Champions tahun 2022.  Picture by bola.net Sejak awal saya sudah menjagokan Real Madrid. Bukan berarti saya tidak menyukai Liverpool.  Suka. Terutama saat era-nya Steven Gerrard. Gaya permainan Liverpool juga keren dini hari tadi. Beberapa kali gawang Madrid nyaris kebobolan. Terutama di babak-babak akhir. Uph, bikin saya tegang dan teriak-teriak sendiri. Enggak lucu kan kalau tinggal dua menit laga usai kok kebobolan. Bisa perpanjangan waktu bahkan adu penalti. Saya kurang suka kalau pertandingan berakhir dengan adu penalti.  Maka ketika akhirnya peluit panjang berbunyi, lega rasanya. Yeaaah, Madrid juara. Maaf ya Liverpool. Kali ini saya mendukung Madrid. Meski saya akui permainan kalian bagus. Saya menyukai Real Madrid ketika era-nya Raul Gonzalez dan David Beckham. Setelahnya biasa saja. Karena sejatinya saya penggemar tim Italia, AC Milan. Juga Manchester City untuk Inggris. Kenapa mendukung Real Madrid pada laga

MotoGP Austria 2020 Nyaris Merenggut Nyawa Rossi dan Vinales

MotoGP merupakan salah satu tontonan wajib saya saat akhir pekan. Pokoknya begitu musim motoGP dimulai, jadwal akhir pekan saya sebisa mungkin tidak bentrok dengan acara siaran langsung motoGP.  Kalaupun terpaksa ada acara saat akhir pekan, saya usahakan bisa tiba di rumah sebelum acara motoGP. Segitunya sih? Ya begitulah yang namanya suka. Tidak ingin melewatkan sedikit pun momen kebersamaan. Berhubung saya suka mengendarai motor. Kerap bertualang dengan sepeda motor. Maka menonton motoGP memiliki keseruan tersendiri. Bukan karena tertarik adu kecepatannya. Atau pelampiasan karena tidak bisa kebut-kebutan di jalan. Namun mengagumi skill atau kemampuan para rider motoGP tersebut. Bayangkan, dengan kecepatan yang semaksimal mungkin mereka harus melewati tikungan-tikungan di sirkuit yang dibuat sedemikian rupa alias sulit. Bahkan ada tikungan yang begitu tajam dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Ini bukan hal yang mudah dilakukan jika tidak memiliki kemampuan dan kecerdasan.  by Tempo.